
Ramadhan selalu membawa suasana yang berbeda di Pesantren Sam’an Qur’an. Di sini, para santri tunanetra menjalani bulan suci dengan penuh semangat, menjadikannya momen istimewa untuk memperdalam hafalan dan memahami makna Al-Qur’an.
Setiap hari dimulai dengan sahur bersama, diikuti shalat Subuh berjamaah. Setelah itu, para santri melanjutkan dengan tadarus menggunakan Al-Qur’an Braille. Meski harus meraba huruf demi huruf, semangat mereka dalam membaca dan menghafal ayat-ayat suci tidak pernah pudar. Bagi mereka, keterbatasan penglihatan bukan penghalang untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Selain tadarus, ada juga pemaparan materi sirah nabawi oleh ustadz-ustadz yang ahli dalam bidangnya. Materi disampaikan dengan cara yang mudah dipahami, menggunakan metode audio dan diskusi interaktif. Para santri juga mengikuti program orientasi mobilitas untuk melatih kemandirian mereka dalam beraktivitas sehari-hari.
Pesantren Sam’an juga mengadakan program Ramadhan Bersama Sam’an (RBS), yang membuka kesempatan bagi masyarakat tunanetra di seluruh Indonesia untuk mengikuti pelatihan pembelajaran huruf Arab Braille secara online. Selain itu, ada juga perlombaan tahfidz online yang diikuti oleh para santri dan masyarakat tunanetra dari berbagai daerah. Beberapa santri terpilih juga diberi kesempatan untuk mengisi kultum di luar pesantren, menyampaikan ilmu dan inspirasi kepada masyarakat luas.
Sore hari, suasana kebersamaan semakin terasa. Para santri berbagi tugas menyiapkan hidangan berbuka. Menu sederhana yang tersedia terasa lebih nikmat karena dinikmati bersama. Setelah berbuka, mereka melanjutkan dengan shalat Maghrib, Isya, dan Tarawih berjamaah.
Ramadhan di Pesantren Sam’an bukan sekadar tentang ibadah, tapi juga tentang semangat, kebersamaan, dan keyakinan bahwa setiap individu, termasuk santri tunanetra, memiliki potensi besar untuk terus berkembang dan bermanfaat bagi sesama.