fbpx

Tunanetra dan Potensi Tanpa Batas di Pesantren Sam’an Qur’an

dua orang santri yang sedang berjalan menuju masjid, dimana salah satu santri memegang tongkat sedangkan santri lainnya berpegangan pada santri yang memegang tongkat dan ia pun membawa al-qur'an braille.

Pesantren Sam’an Qur’an yang berlokasi di Jl. Pasir Honje No. 130, Sekegawir, Cimenyan, Bandung, merupakan bukti nyata bahwa keterbatasan penglihatan tidak menghalangi semangat dan prestasi. Di sini, para tunanetra—individu yang tidak memiliki penglihatan sama sekali atau memiliki sisa penglihatan terbatas (PERTUNI, 2004)—mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan diri secara optimal. Pesantren ini mengintegrasikan pendidikan agama dengan penguasaan ilmu modern melalui metode pembelajaran yang inovatif.

Fasilitas yang disediakan mencakup buku Braille, peralatan bantu, dan aplikasi screen reader yang mengubah teks menjadi suara, sehingga materi pembelajaran dapat diakses dengan mudah. Metode pengajaran di Pesantren Sam’an Qur’an tidak hanya mengandalkan hafalan Al-Qur’an menggunakan metode Braille dan audio murottal, tetapi juga memberikan pelatihan di bidang teknologi informasi. Dalam program IT, para santri mendapatkan bimbingan intensif mengenai penggunaan komputer dan pemrograman dari instruktur ahli. Seperti yang diungkapkan oleh Sari dan Nugroho (2017) dalam studi mereka mengenai inovasi teknologi dalam pendidikan tunanetra, penerapan teknologi digital sangat membantu meningkatkan kemandirian dan kemampuan para tunanetra dalam mengakses informasi.

Selain itu, pembelajaran Bahasa Arab dan Bahasa Inggris juga dirancang dengan pendekatan interaktif, menggunakan materi audio dan buku teks Braille. Hal ini sejalan dengan arahan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (2021) yang menekankan pentingnya pendidikan inklusif untuk meningkatkan akses dan kualitas pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus. Dengan demikian, para tunanetra tidak hanya menguasai ilmu agama, tetapi juga siap bersaing di era global melalui penguasaan bahasa asing dan teknologi.

Semangat dan dedikasi para santri tunanetra di Pesantren Sam’an Qur’an membuktikan bahwa potensi mereka tidak mengenal batas. Keterbatasan fisik bukan penghalang untuk meraih prestasi, melainkan motivasi untuk terus berkarya dan menginspirasi.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *